CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

29 September 2009

Melongok Tradisi Lebaran Ketupat di Pekauman, Gresik

Rayakan Kemenangan setelah Tujuh Hari Puasa Sunah

Hari kemenangan telah tiba. Warga Kelurahan Pekauman, Kecamatan Gresik, merayakan Lebaran Ketupat. Bagaimana suasana Lebaran Ketupat di Pekauman?

CHUSNUL CAHYADI, Gresik

---

MATAHARI mulai terbenam di ufuk barat. Suasana di Kampung Pekauman, Kecamatan Gresik, semakin ramai kemarin (27/9). Ratusan orang hilir mudik di kampung seluas 4,599 hektare itu.

Jumlah pengunjung diperkirakan semakin membeludak pada pukul 20.00, setelah salat Isya. Orang tua-muda, laki-laki, dan perempuan tumplek blek di kampung yang dipimpin Dahlan Effendi, lurah Pekauman. Banyak yang datang dari luar Pekauman, bahkan luar Gresik.

Untuk apa? Tidak lain, mereka datang untuk bersilaturahmi. Warga kampung yang bersebelahan dengan Masjid Jamik di Jl KH. Wahid Hasyim itu memang baru merayakan Lebaran kemarin (27/9). Sebab, sehari setelah hari tasyrik, 1 Syawal, sebagian besar warga kampung yang berpenduduk 1.994 jiwa itu kembali menjalankan puasa sunah selama seminggu setelah menjalankan puasa Ramadan sebulan penuh.

Selama seminggu, setelah hari pertama Lebaran ini, kampung tersebut sepi. Bahkan, para penjual penganan nyaris tidak pernah terlihat menggelar jualan di kampung tersebut pada siang hari.

Di kampung tetangga seperti Telogobendung, Semarangan, dan Bedilan, banyak dijumpai orang yang berjualan. "Tidak semua warga puasa seminggu setelah 1 Syawal. Tapi, mereka tetap menghargai warga yang berpuasa sehingga tidak makan pada siang hari di muka umum," ujar Riski Kurniawan, warga setempat.

Susmiati, 50, warga Pekauman lainnya, mengatakan, tradisi puasa seminggu setelah 1 Syawal telah berlangsung puluhan tahun. "Sebelumnya, tradisi puasa setelah 1 Syawal hanya terjadi di Kampung Bekaka'an. Namun, Alhamdulilah sekarang dilakukan seluruh warga Pekauman," ujarnya di sela-sela menerima tamu kemarin petang.

Tradisi merayakan hari raya seminggu setelah 1 Syawal tersebut, menurut warga setempat, konon berlangsung sejak zaman Belanda sekitar 1800-an. Saat itu, di Gresik hanya ada seorang pengasuh pondok pesantren (ponpes) kebetulan tinggal di kampung ini.

Dia KH Baqa yang juga masih keturunan Sunan Giri. Belakangan muncul nama perkampungan Bekaka'an itu. Dalam petuahnya, orang tersebut meminta kepada para santri setelah puasa Ramadan agar puasa sunah lagi. "Karena puasa tujuh hari setelah Ramadan adalah sunah Rasul, setelah Hari Raya tidak satu pun warga yang menerima tamu untuk halalbihalal dan itu diteruskan oleh warga sekampung di Dusun Bekaka'an hingga sampai sekarang," jelas Sukadili, warga Pekauman lainnya.

Tak hanya berhalalbihalal yang menjadi tradisi, makanan yang dihidangkan juga khusus, yaitu ketupat ala Kampung Bekaka'an. Isinya terdiri atas lontong ketupat dan berbagai manisan dan campuran lainnya.

Segenap Keluarga Besar Remaja Masjid Jamik Gresik Menghaturkan
"Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H"
"Semoga Kita Terjaga di Hari yang Fitri"

Kegiatan Romadhon










01 September 2009

Pelaksanaan Pekan Rojabiyah


Sponsor


All Panitia


Juri 1 : Bpk. Machali


Juri 2 : Bpk. Suwito


Juri 3 : Bpk. Muta'ali


Juara 1 Sekolah


Juara 2 Sekolah


Juara 1 Umum


Juara 2 Umum


Juara 3 Umum







99 Asmaul Husna